Sabtu, 28 Januari 2012

Dicari sosok pemimpin teladan

Share
Dicari
Sosok pemimpin teladan

Ki Hajar Dewantara pernah dulu  mengatakan “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” yang bisa diartikan “jika didepan memberi tauladan, jika di tengah memberi bimbingan, dibelakang memberi dorongan”. Begitulah semboyan yang mestinya jadi pakem seorang pemimpin dimanapun adanya.

Sosok pemimpin seperti itu bisa dikatakan jarang ada sekarang ini, jarang ini bukan berarti tidak ada. Masih ada dan banyak sosok pemimpin yang tidak sekedar pandai beretorika atau hidup dalam alam lingkungannya sendiri hidup damai sejahtera bersama sanak famili dan kroninya. Ada pepimpin yang sangat sederhana tapi begitu memukau budi dan jiwanya. Jika kita ambil contoh, melihat sosok Gandhi dari India yang berlatar belakang diploma pengacara tapi berpenampilan sangat sederhana, memakai kain putih yang kebanyakan di tenun dari tangan sendiri, yang melawan tirani Inggris pada saat itu, dengan perjuangan damainya, sikap dan semangatnya yang ditiru sampai dengan hari ini oleh para pejabat India dengan berbusana putih yang selalu dikenakan sebagai simbol kesucian dan kesederhaan, berusaha mewarisi sikap dan semangat sang “Mahatma”, sang jiwa yang suci Gandhi.

Kecil hati dan suara ini jika kita melihat tingkah pejabat dan petinggi dinegeri yang berbhineka tunggal ika ini. Sepertinya sudah tidak ada contoh dari pemimpin dari masa terdahulu dinegeri yang indah ini, untuk ditiru dan diwariskan sikap agung dan semangatnya yang berbekas dan dapat dilihat dari umumnya pemimpin kita yang sekarang. Jika dulu ada bung Karno dengan kobar semangat nasionalismenya, atau kesederhanaan dan keteguhan hati seorang bung Hatta, kegigihan dan kecerdikan sang jendral Sudirman yang dengan semangat kebersamaan dalam segala keterbatasan peralatan tempur yang dimilikinya mampu melawan  dan merepotkan Belanda dengan Taktik gerilya yang melegenda dan dijadikan rujukan dan bahan kajian bagi para jendral diseluruh dunia. Luar biasa

Dan adakah yang dijadikan “icon”?  Tidak ada jejak yang diambil sebagai panutan bagi pepimpin kita. Risih dan gelisah rasanya membicarakan ini. Aku rindu sosok pepimpin yang bisa dijadikan panutan. Tidak usah sebersih dan semulia seperti para sahabat nabi perbuatannya. Terlalu jauh nanti berharap. Aku banyak berharap dan merindukan sikap pemimpin yang mungkin seperti pak Dahlan Iskan sang menteri BUMN sekarang, atau pak Jokowi sang walikota atau sosok pelatih RD sang mantan pelatih garuda muda. Alangkah menyenangkan jika banyak pepimpin bisa bersikap dan begitu memukau dalam indahnya perbuatan dan kesederhanaan.  Dimana sih para pemimpin ini dulu sekolah? Kurikulum apa yang didapat? Apakah dengan uang pangkal yang wah dan sekolah yang bonafide bisa mencetak sosok-sosok seperti ini? Bisakah sikap dan moral seperti ini di ”produksi” dan diajarkan secara massal?  Bisakah sikap dan moral ini dikemas dalam bentuk kemasan sekolah yang mahal, bermerek dan dijabarkan dalam angka-angka  dan dibagikan seperti raport seperti matematika atau pelajaran yang lainnya seperti sekarang ini?

Money talks. It gives what you need but not always what you want.

Sebelum jauh melangkah ijinkan aku memberi contoh yang lain. Mari kuperkenalkan dengan salah satu sosok berikut ini namanya Pak Usman. Menurut aku, beliau adalah sosok yang pantas jadi tauladan seorang pemimpin dalam kehidupan sehari-hari. Beliau bergelar Drs. Dan MM didepan dan belakang namannya. Beliau berprofesi  sebagai guru dan menyandang amanah sebagai Kepsek di suatu daerah pinggiran ibu kota. Setiap hari beliau berangkat paling pagi atau setidaknya setengah jam sebelum bel tanda masuk berbunyi. Beliau tidak segan-segan memungguti sampah plastik yang tanpa sengaja jatuh,  terkadang menyapu bahkan pernah memeriksa dan membersihkan sendiri toilet murid-murid sekolah tersebut. Suatu perbuatan baik yang biasanya enggan dilakukan orang yang sudah mempunyai gelar akademisi tinggi untuk ikut melakukan hal yang kadang dipandang remeh dan rendah tapi ini tidak berlaku untuk beliau. Ikut nongkrong didepan serambi masjid sambil ngobrol dan tak jarang bercanda dengan pesuruh, guru, maupun dengan staff yang lain, dan beliau sering mentraktir makan semua yang kumpul disana meskipun sudah membawa bekal nasi dari rumah yang sepertinya sudah jadi kebiasaan beliau. Memperindah tempat dan lingkungan kerja, menghijaukannya.  Seorang pemimpin yang memberi contoh tidak hanya menyuruh dengan kata-kata tapi dengan perilaku, merangkul semua bawahannya tidak dengan sistem hirearki kaku tapi dengan keakraban, dan memberi tanpa menunggu untuk diminta.menganggap jabatan adalah suatu amanah dan berusaha melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Memanusiakan manusia. Seperti sosok seorang bapak tempat berkeluh kesah “anak-anak”nya.

 Menurutku perilaku seperti ini patut dipuji dan ditiru bagi semua. Dan aku pengin berbuat seperti itu dengan segala keterbatasanku. Kuharap kamu juga begitu, siapapun dan apapun profesimu sekarang ini? Berbuat amanah dan baik sebagai kesatuan, seperti kodrat perilaku manusia yang beradab, bukan dengan tingginya posisi jabatan atau gelar yang diraihnya melainkan dengan perbuatannya. Dan jika kamu berdoa untuk kebaikanmu.....   mungkin  seseorang akan ikut mendoakanmu dengan perbuatan baikmu itu.

Terima kasih pak Usman, atas segala kebaikan yang bapak lakukan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar