Dicari
Sosok pemimpin teladan
Ki Hajar Dewantara pernah dulu mengatakan “ing
ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” yang bisa
diartikan “jika didepan memberi tauladan, jika di tengah memberi bimbingan, dibelakang memberi dorongan”. Begitulah semboyan yang
mestinya jadi pakem seorang pemimpin dimanapun adanya.
Sosok pemimpin seperti itu bisa
dikatakan jarang ada sekarang ini, jarang ini bukan berarti tidak ada. Masih
ada dan banyak sosok pemimpin yang tidak sekedar pandai beretorika atau hidup dalam alam
lingkungannya sendiri hidup damai sejahtera bersama sanak famili dan kroninya.
Ada pepimpin yang sangat sederhana tapi begitu memukau budi dan jiwanya. Jika
kita ambil contoh, melihat sosok Gandhi dari India yang berlatar belakang diploma
pengacara tapi berpenampilan sangat sederhana, memakai kain putih yang
kebanyakan di tenun dari tangan sendiri, yang melawan tirani Inggris pada saat
itu, dengan perjuangan damainya, sikap dan semangatnya yang ditiru sampai
dengan hari ini oleh para pejabat India dengan berbusana putih yang selalu
dikenakan sebagai simbol kesucian dan kesederhaan, berusaha mewarisi sikap dan
semangat sang “Mahatma”, sang jiwa yang suci Gandhi.
Kecil hati dan suara ini jika
kita melihat tingkah pejabat dan petinggi dinegeri yang berbhineka tunggal ika
ini. Sepertinya sudah tidak ada contoh dari pemimpin dari masa terdahulu
dinegeri yang indah ini, untuk ditiru dan diwariskan sikap agung dan
semangatnya yang berbekas dan dapat dilihat dari umumnya pemimpin kita yang sekarang.
Jika dulu ada bung Karno dengan kobar semangat nasionalismenya, atau
kesederhanaan dan keteguhan hati seorang bung Hatta, kegigihan dan kecerdikan
sang jendral Sudirman yang dengan semangat kebersamaan dalam segala
keterbatasan peralatan tempur yang dimilikinya mampu melawan dan merepotkan Belanda dengan Taktik gerilya
yang melegenda dan dijadikan rujukan dan bahan kajian bagi para jendral
diseluruh dunia. Luar biasa
Dan adakah yang dijadikan “icon”?
Tidak ada jejak yang diambil sebagai
panutan bagi pepimpin kita. Risih dan gelisah rasanya membicarakan ini. Aku
rindu sosok pepimpin yang bisa dijadikan panutan. Tidak usah sebersih dan
semulia seperti para sahabat nabi perbuatannya. Terlalu jauh nanti berharap. Aku
banyak berharap dan merindukan sikap pemimpin yang mungkin seperti pak Dahlan Iskan sang menteri BUMN sekarang, atau pak Jokowi sang walikota atau sosok pelatih RD
sang mantan pelatih garuda muda. Alangkah menyenangkan jika banyak pepimpin
bisa bersikap dan begitu memukau dalam indahnya perbuatan dan kesederhanaan. Dimana sih para pemimpin ini dulu sekolah?
Kurikulum apa yang didapat? Apakah dengan uang pangkal yang wah dan sekolah
yang bonafide bisa mencetak sosok-sosok seperti ini? Bisakah sikap dan moral
seperti ini di ”produksi” dan diajarkan secara massal? Bisakah sikap dan moral ini dikemas dalam
bentuk kemasan sekolah yang mahal, bermerek dan dijabarkan dalam angka-angka dan dibagikan seperti raport seperti
matematika atau pelajaran yang lainnya seperti sekarang ini?
Money talks. It gives what you
need but not always what you want.
Sebelum jauh melangkah ijinkan
aku memberi contoh yang lain. Mari kuperkenalkan dengan salah satu sosok
berikut ini namanya Pak Usman. Menurut aku, beliau adalah sosok yang pantas
jadi tauladan seorang pemimpin dalam kehidupan sehari-hari. Beliau bergelar
Drs. Dan MM didepan dan belakang namannya. Beliau berprofesi sebagai guru dan menyandang amanah sebagai
Kepsek di suatu daerah pinggiran ibu kota. Setiap hari beliau berangkat paling
pagi atau setidaknya setengah jam sebelum bel tanda masuk berbunyi. Beliau tidak
segan-segan memungguti sampah plastik yang tanpa sengaja jatuh, terkadang menyapu bahkan pernah memeriksa dan
membersihkan sendiri toilet murid-murid sekolah tersebut. Suatu perbuatan baik
yang biasanya enggan dilakukan orang yang sudah mempunyai gelar akademisi
tinggi untuk ikut melakukan hal yang kadang dipandang remeh dan rendah tapi ini
tidak berlaku untuk beliau. Ikut nongkrong didepan serambi masjid sambil
ngobrol dan tak jarang bercanda dengan pesuruh, guru, maupun dengan staff yang
lain, dan beliau sering mentraktir makan semua yang kumpul disana meskipun sudah
membawa bekal nasi dari rumah yang sepertinya sudah jadi kebiasaan beliau. Memperindah
tempat dan lingkungan kerja, menghijaukannya. Seorang pemimpin yang memberi contoh tidak
hanya menyuruh dengan kata-kata tapi dengan perilaku, merangkul semua
bawahannya tidak dengan sistem hirearki kaku tapi dengan keakraban, dan memberi
tanpa menunggu untuk diminta.menganggap jabatan adalah suatu amanah dan
berusaha melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Memanusiakan manusia. Seperti
sosok seorang bapak tempat berkeluh kesah “anak-anak”nya.
Menurutku perilaku seperti ini patut dipuji
dan ditiru bagi semua. Dan aku pengin berbuat seperti itu dengan segala
keterbatasanku. Kuharap kamu juga begitu, siapapun dan apapun profesimu
sekarang ini? Berbuat amanah dan baik sebagai kesatuan, seperti kodrat perilaku
manusia yang beradab, bukan dengan tingginya posisi jabatan atau gelar yang
diraihnya melainkan dengan perbuatannya. Dan jika kamu berdoa untuk
kebaikanmu..... mungkin seseorang akan ikut mendoakanmu dengan
perbuatan baikmu itu.
Terima kasih pak Usman, atas
segala kebaikan yang bapak lakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar